By Salim A. Fillah (Dalam Dekapan Ukhuwah)
satu waktu, sudah lama sekali seseorang berkata dengan wajah sendu
"alangkah beratnya... alangkah banyak rintangan...alangkah berbilang sandungan... alangkah rumitnya."
aku bertanya, "lalu?"
dia menatapku dalam-dalam, lalu menunduk "apakah sebaiknya kuhentikan saja ikhtiar ini?"
"hanya karena itu kau menyerah kawan?" aku bertanya meski tak begitu yakin apakah aku sanggup menghadapi selaksa badai ujian dalam ikhtiar seperti yang dialaminya
"yah... bagaimana lagi? tidakkah semua hadangan ini pertanda bahwa Allah tak meridhainya?
aku membersamainya menghela nafas panjang lalu bertanya, "andai Muhammad, shallallahu 'Alaihi wa Sallam berpikir sebagaimana engkau menalar, kan adakah Islam di muka bumi?"
"maksudmu akhi?", ia terbelalak
"ya. andai Muhammad berpikir bahwa banyak kesulitan berarti tak diridhai Allah, bukankah ia akan berhenti di awal awal risalah?"
ada banyak titik sepertimu saat ini, saat Muhammad bisa mempertimbangkan untuk menghentikan ikhtiar
mungkin saat dalam rukuknya ia dijerat di bagian leher
mungkin saat ia sujud lalu kepalanya disiram isi perut unta
mungkin saat ia bangkit dari duduk lalu dahinya disambar batu
mungkin saat ia dikatai gila, penyair, dukun dan tukang sihir
mungkin saat ia dan keluarga diboikot total di syi'b Abi Thalib
mungkin saat ia saksikan sahabat-sahabatnya disiksa di depan mata
atau saat paman terkasih dan istri tersayang berpulang
atau justru saat dunia ditawarkan padanya; tahta, harta, wanita..."
"jika Muhammad berpikir sebagaimana engkau menalar tidakkah ia punya banyak saat untuk memilih berhenti?
tapi Muhammad tahu, kawan
ridha Allah tak terletak pada sulit atau mudahnya
berat atau ringannya, bahagia atau deritanya
sanyum atau lukanya, tawa atau tangisnya"
"ridha Allah terletak pada apakah kita menaatiNya dalam menghadapi semua itu
apakah kita berjalan dengan menjaga perintah dan laranganNya dalam semua keadaan dan ikhtiar yang kita lakukan"
"maka selama di situ engkau berjalan bersemangatlah kawan..."
dari sebuah blog disampaikan seorang sahabat perjuangan.
Saat kau merasa lelah berjalan, kadang uluran tangan seorang sahabat membuatmu jauh lebih kuat. Kuatkan ya Allah ikatan ini dalam mencapai Ridha-Mu, aamiin....