Thursday, April 5, 2012

3 Tahun Bersamanya

Setiap manusia pasti pernah merasa lelah. Menjadi seorang ibu pun pasti merasakan rasa lelah. Ketika kita mencoba untuk menjadi wanita kuat dengan segala beban yang ada. Ketika harus mengerjakan pekerjaan rumah dan juga mengurus anak dalam waktu yang sama. Pasti kadang rasa lelah itu muncul. Pasti, bukan tidak mungkin kadang ingin lari dari itu semua. Tapi apa kemudian melepaskan tanggung jawab itu menjadi jawaban. Apa dengan lari kemudian pekerjaan itu akan selesai? Ga kan....

Saat menjadi seorang istripun begitu. Kita berusaha belajar saling memahami karakter pasangan kita. Mungkin ada yang kurang pas, ada yang buat kita kecewa. Apa kemudian dengan kekecewaan yang berlarut2 membuat kita bahagia? Ketika kita melihat kekurangan dari diri pasangan kita, apa kita harus menyesali diri. Padahal disitu ladang amal kita sebagai seorang istri. Jangan melihat kekurangannya dan lihat saja kelebihannya. Dengan begitu kita bisa ikhlas menjalani kehidupan sebagai seorang istri. Ketika begitu banyak pekerjaan rumah tangga yang harus diselesaikan, rasa lelah itu kadang datang dan pergi.

Hari ini kusadari saat membereskan pakaian ayah dan Rayhan. Kuamati satu baju ayah. Lusuh, kusam, hampir robek dibagian lengan dan tangannya. Aku ingat sekali ayah sering memakai baju itu. Baju yang sama setiap minggunya. Mungkin hampir robek2 karena saking seringnya CKP alias cuci kering pake. Mungkin selama ini tertutupi oleh jaket saat musim dingin atau kemeja saat musim panas. Bukannya ayah tak punya baju lain, banyak. Hanya saja entah kenapa ayah selalu memilih baju yang sama. Alasan ayah pake apa yang terlihat.

Ayah memang tidak pernah meminta bunda menyiapkan bajunya tiap hari. Ayah tak pernah meminta bunda menyiapkan tehnya di pagi hari. Hanya ketika bunda sempat akan bunda tanya apa ayah mau minum hangat. Karena setiap hari agenda kita begitu padat. Walaupun sudah sepagi apapun bunda dan ayah bangun tetap saja seperti mengejar waktu. Bahkan sarapan pagipun kini tak sempat lagi. Kadang menyiapkan bento sendiri harus dilakukan sambil berlari. Kunikmati itu semua.

Betapa kusyukuri memilikinya. Karena kesabaran ayah menghadapi bunda, menghadapi Rayhan. Kadang kalau bunda masak pagi2, terlihat ayah terkantuk2 menjaga Rayhan yang kadang sudah terbangun. Atau ayah harus terbangun tengah malam nemenin Rayhan saat bunda kelelahan. Atau saat harus menjaga Rayhan di saat bunda harus lembur di lab.
Ayah sayang, semoga Allah selalu menjagamu. Semoga Allah selalu memberkahi kita dalam membesarkan Rayhan. Memudahkan langkah2 kita dalam menyelesaikan amanah studi kita disini. Faidza azamta fatawakkal alallah...



No comments:

Post a Comment