Saturday, March 31, 2012

Dan nikmat Tuhan mana lagikah yang kamu dustakan

Menjelang istirahat malam ini mencoba untuk mengingat banyak hal. Tentang nikmat yang Allah beri dalam hidupku. Nikmat keluarga, nikmat kecukupan harta, nikmat sehat, nikmat bisa menuntut ilmu dan nikmat lain yang tidak terhingga.

Ada saat dimana diri ini merasa lelah dengan semuanya. Merasa ingin lepas dari semua beban. Tetapi kemudian tersadar itulah ujiannya kita sebagai seorang hamba. Kadang nikmatpun bisa jadi ujian.

Jadi semua kembali kepada kita sendiri bagaimana menyikapi setiap kejadian yang ada. Apakah dengan menyalahkan keadaan atau mencoba tersenyum dan katakan 'aku bisa melewati ini'.

Hidup di negeri yang nyaris tanpa agama inipun kita harus pintar menjaga diri. Atau kita akan terbawa arus. Arus yang melenakan sehingga kita lupa kewajiban kita sebagai hamba Allah. Jagalah Allah dimanapun kita berada.

Dan nikmat Tuhan mana lagikah yang kamu dustakan...

Bunda berharap bisa mensyukuri semua nikmat. Termasuk menjalankan sebaik2nya semua amanah yang Allah beri. Semoga Allah menjaga diri ini dan keluarga dari hal2 yang buruk. Aamiin.

#catatan seorang hamba

Menu Rayhan sabtu ini

Hari ini bunda kehabisan beras. Untung ada kentang jadi Rayhan makan pake kentang. Jadi kentang rebus plus sayur lauk. Lauk sayurnya, wortel parut, tahu, ayam cincang dinasak jadi satu. Pas makan sore plus keju satu biji. Lahap dan habis satu porsi. Yokatta, Rayhan nafsu makannya sudah kembali asal gak dicampur2 makannya.

Friday, March 30, 2012

Ayam goreng oatmeal

Hari ini menunya ayam goreng oatmeal dan sup bola tahu. Resep ayamnya sama kayak ayam gorengtepung biasanya cuma ditambah oatmeal diadonan tepung yang terakhir. Hasilnya oishii...

Bahan:
3 potong dada ayam boneless, potong memanjang
Lada dan garam

Bahan A: Tepung protein tinggi

Bahan B:
Susu cair
Putih telur

Bahan C:
Tepung protein tinggi
Oatmeal
Garam
Lada
Soda kue

Caranya:
Aduk ayam dengan lada dan garam. Sisihkan.
Bahan B,putih telur dikocok dengan garpu (kira2 2 putih telur) ditambah 100-150 ml susu cair. Aduk rata. Bahan C, aduk semuanya. Perbandingan tepung dan oatmeal 1:1.
Lapisi ayam dengan bahan A, lalu bahan B terakhir bahan C.
Goreng dengan minyak banyak/deep fryer. Jadi deh ayamnya.


Thursday, March 29, 2012

Tak terasa 3 tahun disini

Tak terasa sudah 3 tahun berada di negeri ini, berarti sudah 4 musim selama 3 tahun ini dilewati. Mulai dari musim semi, panas, gugur, dingin kembali lagi tahun ini menghadapi musim semi. Rasanya sudah mulai bosan, jenuh dengan rutinitas ngelab. Dengan data yang berkali2 mengalami kegagalan sampai akhirnya harus ganti judul di tahun ketiga doktorku. Wah pengen nangis guling2 deh.

Tapi menyerah bukan pilihan yang harus diambil saat itu. Tetap terus berjalan dan menghadapi kenyataan untuk bisa lulus adalah pilihan yang harus diambil. Begitu pula saat ini, saat semua beban bertambah berat. Dengan amanah Rayhan, rumah tangga dan lab yang harus dipegang. Tidak mudah, tetapi harus dijalani. Demi sebuah cita2 yang dulu sekali pernah kuimpikan. Dengan izin-Nya semua mimpi itu insya Allah akan terwujud. Berjuang tanpa henti sampai batas akhir. Let's do the best and Allah take the rest. If you're a moslem, you can do anything.


Chocolate Silverqueen

Dapat coklat silverqueen dari Indonesia. Kata Sendy dikasih Bu Nunuk lewat Hasan yang baru pulang konferensi di Bali. Lucu kayak coklat toblerone bentuknya. Baru tahu kalo ada jenis coklat Silverqueen jenis ini sekarang di Indonesia.


Bento #4 Gado2 ala DBR

Menu hari ini adalah gado2....Dimulai dari buat lontongnya. Terus tadi pagi masak saus dan sayurannya. Ternyata buat gado2 lama juga dibanding masak biasa. Mulai masak jam 6 kok baru selesai jam 8. Tsukareta....tapi setelah bento tersusun rapi di kotak jadi lega...yokatta selesai juga

Bahan sausnya:
150 gr kacang tanah goreng
10 biji cabe merah keriting
5 siung bawang putih
1 kaleng santan (400 ml)
500-600 ml air
garam dan gula merah secukupnya

Pelengkap:
Lontong, kol, telur rebus, wortel, toge, tahu goreng

Caranya:
Blender bahan saus dan masak sampai mengental dan berminyak.




Tuesday, March 27, 2012

Adakah cinta tanpa pengorbanan?

Diambil dari sini yang judulnya Antara Saham Dakwah, Mahar Terhutang, dan Gaji Suami

Memang seperti itu dakwah. Dakwah adalah cinta. Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu. Berjalan, duduk, dan tidurmu. Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yang kau cintai. (Syaikhut Tarbiyah KH. Rahmat Abdullah)

Ada satu pelajaran berharga untuk setiap ikhwan-akhwat aktivis dakwah yang terjadi di masa Syaikh Abdul Qadir al Jilani. Sebagaimana telah masyhur diketahui, beliau adalah salah seorang ulama kharismatik ahli thariqah sunniyah yang terkenal dengan karamahnya. Sampai-sampai Syaikh Izzuddin bin Abdissalam, ulama besar madzhab Syafi’i, mengatakan: “Tidak pernah kita mendengar karamah seseorang secara mutawatir kecuali karamah Syaikh Abdul Qadir al-Jilani.”

Begini kisahnya. Sepeninggal gurunya, Syaikh Abdul Qadir berniat memperluas dan membangun ulang madrasah peninggalan sang guru. Maka umat pun menyambut antusias keinginan beliau sehingga orang-orang kaya lantas menyumbangkan hartanya untuk pembangunan madrasah. Orang-orang faqir juga tak ingin kehilangan kesempatan beramal dengan mencurahkan tenaganya. Para pengikut syaikh Abdul Qadir benar-benar menunjukan pengorbanan dalam perjuangan dakwah sang syaikh.

Satu diantara pengikut Syaikh Abdul Qadir adalah seorang wanita faqir, isteri dari seorang faqir pula. Tak ada lagi yang dapat ia sumbangkan untuk pembangunan madrasah karena kefaqirannya. Bahkan saat itu maharnya pun masih terhutang, belum dibayar oleh suaminya. Tapi tunggu dulu, ini adalah kesempatan langka. Semua tak boleh ketinggalan untuk ikut andil dan menanam saham dakwah dalam amal jariyah madrasah Syaikh Abdul Qadir.

Datanglah ia bersama sang suami ke hadapan sang Syaikh, sambil berujar: “Ini adalah suamiku. Aku memiliki piutang mahar padanya sebesar dua puluh dinar emas. Sungguh aku telah merelakan separuhnya kuberikan untuk suamiku, namun dengan syarat dia bekerja di madrasah anda dengan separuh sisanya piutang mahar itu sebagai gajinya”

Subhanallah. Allahu Akbar.

Maka Syaikh Abdul Qadir pun menerima perjanjian antara suami-isteri itu. Beliau pun mempekerjakan sang suami di madrasahnya. Syaikh Abdul Qadir tahu persis bahwa laki-laki itu faqir tak berpunya. Atas dasar itulah diam-diam beliau mempekerjakan laki-laki faqir itu sehari tanpa gaji, dan sehari lain dengan gaji. Sehari tanpa gaji sebagai bentuk penerimaan beliau atas sumbangsih sang isteri. Sehari lain dengan gaji disebabkan kefaqiran mereka berdua. Begitu selang-seling. Suatu saat, setelah laki-laki itu menyelesaikan masa kerja seukuran gaji sepuluh dinar, Syaikh Abdul Qadir berbicara padanya. Sambil mengeluarkan perjanjian beliau memberinya lima dinar dan mengatakan: “Engkau telah lunas dengan sisa maharmu.”

Alhamdulillah.

Ikhwah Fillah, begitulah cinta. Sekarang, sudah adakah andil kita dalam dakwah? Sudahkah kita berperan? Siapa yang harus bertanggung jawab dengan pendidikan agama remaja dan anak-anak masjid di sekitar kita? Kalau bukan kita, lantas siapa?

Adakah cinta tanpa pengorbanan?


Riza Zakariya

Kisah di atas disarikan dari buku:
Hakadza Dhahara Jailu Shalahuddin Wa hakadza ‘Adat Al Quds, DR. Majid ‘Arsan al Kailani, Darul Qalam, Dubai UAE, Cetakan ketiga, 2002, hal 186. versi ebook

Setiap cinta butuh pengorbanan. Bukan hanya harta, tapi banyak bentuk pengorbanan karena cinta. Hmm...sanggupkah aku???

Rayhan naik mobil2an

Weekend kemarin, seperti biasa kita belanja. Habis dari gyoumu supa lanjut ke Aeon Takanohara. Biasanya sih di Aeon dekat rumah cuma nganter sekalian jalan2 nganter Bu Hanum dan Pak Bambang juga. Di sana Rayhan diocba naik mobil2an mau gak ya....
Eh ternyata Rayhan mau duduk disitu dengan manis, jadi bunda gak perlu gendong he he.... Rayhan menikmati mainan barunya. Kok ya pas warna baju sama mainannya sama2 orange he he...


Siomay ala DBR

Hari senin kemarin lab sepi. Jadi makan siang di rumah. Pas makan siang kok tiba2 pengen banget makan siomay. Akhirnya defrost ikan sawara dan ayam. Blender, aduk2 dan kukus. Pake resepnya di blog Mbak Agnes cuma biasa dimodifikasi ala DBR sesuai dengan bahan yang ada.

Bahan:
500 gr ikan sawara
500 gr ayam boneless tanpa kulit
300-400 gr katakuriko/sagu
300 ml air

Bumbu:
5 siung bawang putih
1 sdt garam
Royco secukupnya

Bumbu kacang:
150 gr kacang tanah, goreng
500 ml air
10 cabe merah
2 siung bawang putih
garam
gula
kecap

Cara membuat:
Blender ikan, ayam dan bumbu bersama-sama dengan air sampai halus.
Campurkan katakuriko ke adonan ikan dan ayam. Jangan terlalu keras. Adonannya agak lembek dikit. Kukus kurang lebih 30 menit, divariasi dengan siomay kentang, kol dan tahu.

Bumbu kacang: Blender kacang, cabe dan bawang putih bersama sedikit air. Masak dengan sisa air. Harusnya sih cuma 300 ml air totalnya. Cuma terlalu kental jadi ditambah air lagi kira2 tidak terlalu kental dan tidak terlalu encer. Tambahkan garam, gula dan kecap sedikit. Masak sampai berminyak.


Pas siang jadi sempat makan 3 biji siomay. Malamnya makan 2 porsi lengkap dengan tahu, kol, kentang dan telur untuk makan malam. Wah enak banget (karena lama gak makan siomay juga sih :D). Oh iya Bu Nunung dan Bu Riris juga order siomay ini. Sebenernya bikin juga karena dah lama diorder mereka, cuma sempat tertunda karena harus presentasi dan revisi report2 lab. Alhamdulillah mereka suka katanya. Ditunggu order berikutnya ya Ibu2 he he....

Monday, March 26, 2012

Wisuda Anak Master

Hari jumat kemarin anak master di wisuda. Sayangnya dari 6 student semuanya laki2. Jadi gak ada yang pake kimono tahun ini. Photo session diadakan setelah mereka secara resmi menrima ijazah. Grup protein pun berfoto bersama Daisensei dan pengikut2nya. Termasuk aku, Sendy dan Partha. Berharap ikutan lulus juga hiks....


Strawberry creamy cupcake

Hari sabtu kemarin Bu Riris minta buatin cake untuk dibawa ke farewel party Pak Bambang dan Bu Hanum. Ternyata masih ada sisa strawberry dan buttercream yang lumayan. Minggu pagi mikir mau diapain ya buttercreamnya. Inget di kulkas punya yoghurt strawberry juga. Terus kayaknya di ipad pernah ngesave resep di milis NCC cupcake redvelvet tapi bit-nya diganti strawberry. Lihat resepnya kok ada semua bahannya.

Kebetulan ayah juga mau ke Osaka ya udah pagi2 ngudek2 biar bisa dibawa ayah. Kebetulan ada waktu 1 1/2 jam sebelum ayah berangkat. Ya udah ngudek2 kayak buat muffin. Harusnya sih pake mikser cuma males ya udah pake whisker biasa aja. Walaupun sempat ada salah langkah dalam step-nya, tapi cuek aja deh. Terus kalo di resepnya frosting pake cheese cream. Secara harganya mahal juga dan adanya buttercream ya pake yang ada aja. Tetep enak juga kok.

Ini resepnya

Strawberry Creamy Cupcake

Bahan A :
210 gram, terigu
10 gram, coklat bubuk

Bahan B :
230 ml, minyak sayur
250gram, gula halus 
3 btr telur ukuran M
pewarna merah secukupnya

Bahan C :
100gr strawberry segar 
50 ml air

Bahan D :
160 ml, yogurt rasa strawberry (pake 2 kotak @80 ml)

Bahan E :
1 sdt soda kue
1/2 sdt jeruk lemon

Cara membuat cake nya :
1. Blender strawberry dengan air (bahan C) Saring dan ukur 50 ml.
2. Panaskan oven 170C dan siapkan loyang cupcake
4. Campur semua bahan A lalu ayak.
5. Gula dan telur dikocok pake whisker. Masukkan minyak, aduk sampai rata. Tambahkan juice strawberry dan pewarna lalu aduk rata.
6. Masukkan campuran terigu ke dalam adonan, aduk hingga tercampur rata.
7. Tambahkan yogurt, aduk rata.
8. Campur bahan E (dibuat dadakan aja ya) lalu masukkan ke dalam adonan, aduk rata.
9. Tuang adonan ke dalam loyang  lalu panggang sampai matang kurleb 25 menit.
Hias sesuai selera.
Inilah penampakan kuenya
Cupcakenya enak, lembut. Tadinya dipikir karena pake gula hampir 1/4 kg pasti manis banget. Ternyata gak terlalu manis. Pas dengan buttercreamnya yang gak terlalu manis juga. Pokoknya enak deh. Top bgt resepnya.
Thanks untuk Mbak Iva di milis NCC atas resepnya yang OK banget.

Friday, March 23, 2012

Bento #3 Nasi bakar ayam jamur




Ikutan NCC lontong week resep kedua disini. Pengen nasi bakar terus search resep, ketemu yang praktis disiniDengan modifikasi di isiannya. Saya pake resep mi ayam yang biasa dibuat cuma minus air dan ditambah sambal biar ada pedas-pedasnya.

Resep Nasi bakar ayam jamur

Bahan Nasi:
1.5 kg nasi pulen (setelah dimasak)
450 ml santan masak
4 lembar daun salam

Bahan ayam jamur:
3 potong dada ayam boneless tanpa kulit (kira2 750 kg)
1 kaleng jamur shitake
1/2 siung bawang Bombay, iris halus
8 siung bawang putih, iris halus
1 sdt kunyit bubuk
1 sdt jahe bubuk
2 sdm sambal matang (pake stok sambal yang ada dikulkas, bukan sambal terasi)
Garam dan lada secukupnya

Cara membuat:
Nasi yang sudah matang diaduk dengan santan dan daun salam. Sisihkan.
Tumis bawang Bombay dan bawang putih sampai harum. Masukkan ayam dan masak sampai berubah warna. Masukkan kunyit, jahe, dan jamur kaleng. Aduk sampai rata. Masukkan lada, garam dan kecap secukupnya. Masak sampai air habis.
Siapkan nasi di atas daun dan beri tumisan ayam jamur. Bungkus dan kukus kira2 30 menit dan bakar di atas kompor dengan teflon atau alat panggang. Sajikan.



Ga sempet foto di rumah karena udah harus ngantar Rayhan ke hoikuen dan masuk lab. Jadi foto diambil pas mau makan siang di lab. Itu juga telat makan gara2 harus eksperimen dan ngerjain report.

Wednesday, March 21, 2012

Dimana salahnya

Sebagai orang tua baru dan jauh dari keluarga kadang suka bingung kalo tiba2 anak sakit. Harus berusaha bijsak menghadapi segala sesuatu agar anak juga gak overtreatment. Bacaan ini diambil dari postingan salah satu mom di salah satu milis.
Just for sharing, semoga berguna buat yang membaca...

(dikutip dari buku "Smart Patient" karya dr. Agnes Tri Harjaningrum)

** Dimana Salahnya?**
 
Malik tergolek lemas. Matanya sayu. Bibirnya pecah-pecah. Wajahnya kian tirus. Di mataku ia berubah seperti anak dua tahun kurang gizi. Biasanya aku selalu mendengar celoteh dan tawanya di pagi hari. Kini tersenyum pun ia tak mau. Sesekali ia muntah. Dan setiap melihatnya muntah, hatiku tergores-gores rasanya. Lambungnya diperas habis-habisan seumpama ampas kelapa yang tak lagi bisa mengeluarkan santan. Pedih sekali melihatnya terkaing-kaing seperti itu.

Waktu itu, belum sebulan aku tinggal di Belanda, dan putraku Malik terkena demam tinggi. Setelah tiga hari tak juga ada perbaikan aku membawanya ke huisart (dokter keluarga) kami, dokter Knol namanya.

"Just wait and see. Don’t forget to drink a lot. Mostly this is a viral infection." kata dokter tua itu.
 
"Ha? Just wait and see? Apa dia nggak liat anakku dying begitu?" batinku meradang. Ya…ya…aku tahu sih masih sulit untuk menentukan diagnosa pada kasus demam tiga hari tanpa ada gejala lain. Tapi masak sih nggak diapa-apain. Dikasih obat juga enggak! Huh! Dokter Belanda memang keterlaluan! Aku betul-betul menahan kesal.

"Obat penurun panas Dok?" tanyaku lagi.

  "Actually that is not necessary if the fever below 40 C."

Waks! Nggak perlu dikasih obat panas? Kalau anakku kenapa-kenapa memangnya dia mau nanggung? Kesalku kian membuncah.
 
Tapi aku tak ingin ngeyel soal obat penurun panas. Sebetulnya di rumah aku sudah memberi Malik obat penurun panas, tapi aku ingin dokter itu memberi obat jenis lain. Sudah lama kudengar bahwa dokter disini pelit obat. Karena itu aku membawa setumpuk obat-obatan dari Indonesia, termasuk obat penurun panas.
 
Dua hari kemudian, demam Malik tak kunjung turun dan frekuensi muntahnya juga bertambah. Aku segera kembali ke dokter. Tapi si dokter tetap menyuruhku wait and see. Pemeriksaan laboratorium baru akan dilakukan bila panas anakku menetap hingga hari ke tujuh.

 "Anakku ini suka muntah-muntah juga Dok," kataku.

 Lalu si dokter menekan-nekan perut anakku. "Apakah dia sudah minum suatu obat?"

Aku mengangguk. "Ibuprofen syrup Dok," jawabku.
 
Eh tak tahunya mendengar jawabanku, si dokter malah ngomel-ngomel,"Kenapa kamu kasih syrup Ibuprofen? Pantas saja dia muntah-muntah. Ibuprofen itu sebaiknya tidak diberikan untuk anak-anak, karena efeknya bisa mengiritasi lambung. Untuk anak-anak lebih baik beri paracetamol saja."

Huuh! Walaupun dokter itu mengomel sambil tersenyum ramah, tapi aku betul-betul jengkel dibuatnya. Jelek-jelek begini gue lulusan fakultas kedokteran tau! Nah kalau buat anak nggak baik kenapa di Indonesia obat itu bertebaran! Batinku meradang.

Untungnya aku masih bisa menahan diri. Tapi setibanya dirumah, suamiku langsung menjadi korban kekesalanku."Lha wong di Indonesia, dosenku aja ngasih obat penurun panas nggak pake diukur suhunya je. Mau 37 keq, 38 apa 39 derajat keq, tiap ke dokter dan bilang anakku sakit panas, penurun panas ya pasti dikasih. Sirup ibuprofen juga dikasih koq ke anak yang panas, bukan cuma parasetamol. Masa dia bilang ibuprofen nggak baik buat anak!" Seperti rentetan peluru, kicauanku bertubi-tubi keluar dari mulutku.

"Mana Malik nggak dikasih apa-apa pulak, cuma suruh minum parasetamol doang, itu pun kalau suhunya diatas 40 derajat C! Duuh memang keterlaluan Yah dokter Belanda itu!"
 
Suamiku menimpali, "Lho, kalau Mama punya alasan, kenapa tadi nggak bilang ke dokternya?"
 
Aku menarik napas panjang. "Hmm…tadi aku sudah kadung bete sama si dokter, rasanya ingin buru-buru pulang saja. Tapi…alasannya apa ya?"
 
Mendadak aku kebingungan. Aku akui, sewaktu praktek menjadi dokter dulu, aku lebih banyak mencontek apa yang dilakukan senior. Tiga bulan menjadi co-asisten di bagian anak memang membuatku kelimpungan dan belajar banyak hal, tapi hanya secuil-secuil ilmu yang kudapat. Persis seperti orang yang katanya travelling keliling Eropa dalam dua minggu. Menclok sebentar di Paris, lalu dua hari pergi ke Roma. Dua hari di Amsterdam, kemudian tiga hari mengunjungi Vienna. Puas beberapa hari berdiam di Berlin dan Swiss, kemudian waktu habis. Tibalah saatnya pulang lagi ke Indonesia. Tampaknya orang itu sudah keliling Eropa, padahal ia hanya mengunjungi ibukota utama saja. Masih banyak sekali negara dan kota-kota di Eropa yang belum disambanginya. Dan itu lah yang terjadi pada kami, pemuda-pemudi fresh graduate from the oven Fakultas Kedokteran. Malah kadang-kadang apa yang sudah kami pelajari dulu, kasusnya tak pernah kami jumpai dalam praktek sehari-hari. Berharap bisa memberikan resep cespleng seperti dokter-dokter senior, akhirnya kami pun sering mengintip resep ajian senior!
 
Setelah Malik sembuh, beberapa minggu kemudian, Lala, putri pertamaku ikut-ikutan sakit. Suara Srat..srut..srat srut dari hidungnya bersahut-sahutan. Sesekali wajahnya memerah gelap dan bola matanya seperti mau copot saat batuknya menggila. Kadang hingga bermenit-menit batuknya tak berhenti. Sesak rasanya dadaku setiap kali mendengarnya batuk. Suara uhuk-uhuk itu baru reda jika ia memuntahkan semua isi perut dan kerongkongannya. Duuh Gustiiii…kenapa tidak Kau pindahkan saja rasa sakitnya padaku Nyerii rasanya hatiku melihat rautnya yang seperti itu. Kuberikan obat batuk yang kubawa dari Indonesia pada putriku. Tapi batuknya tak kunjung hilang dan ingusnya masih meler saja. Lima hari kemudian, Lala pun segera kubawa ke huisart. Dan lagi-lagi dokter itu mengecewakan aku.
 
"Just drink a lot," katanya ringan.
 
Aduuuh Dook! Tapi anakku tuh matanya sampai kayak mata sapi melotot kalau batuk, batinku kesal.
 
"Apa nggak perlu dikasih antibiotik Dok?" tanyaku tak puas.
 
"This is mostly a viral infection, no need for an antibiotik," jawabnya lagi.
 
Ggrh…gregetan deh rasanya. Lalu ngapain dong aku ke dokter, kalo tiap ke dokter pulang nggak pernah dikasih obat. Paling enggak kasih vitamin keq! omelku dalam hati.

"Lalu Dok, buat batuknya gimana Dok? Batuknya tuh betul-betul terus-terusan," kataku ngeyel.

 Dengan santai si dokter pun menjawab,"Ya udah beli aja obat batuk Thyme syrop. Di toko obat juga banyak koq."
 
Hmm…lumayan lah… kali ini aku pulang dari dokter bisa membawa obat, walau itu pun harus dengan perjuangan ngeyel setengah mati dan walau ternyata isi obat Thyme itu hanya berisi ekstrak daun thyme dan madu.
 
"Kenapa sih negara ini, katanya negara maju, tapi koq dokternya kayak begini." Aku masih saja sering mengomel soal huisart kami kepada suamiku. Saat itu aku memang belum memiliki waktu untuk berintim-intim dengan internet. Jadi yang ada di kepalaku, cara berobat yang betul adalah seperti di Indonesia. Di Indonesia, anak-anakku punya langganan beberapa dokter spesialis anak. Dokter-dokter ini pernah menjadi dosenku ketika aku kuliah. Maklum, walaupun aku lulusan fakultas kedokteran, tapi aku malah tidak pede mengobati anakanakku sendiri. Dan walaupun anak-anakku hanya menderita penyakit sehari-hari yang umum terjadi pada anak seperti demam, batuk pilek, mencret, aku tetap membawa mereka ke dokter anak. Meski baru sehari, dua atau tiga hari mereka sakit, buru-buru mereka kubawa ke dokter. Tak pernah aku pulang tanpa obat. Dan tentu saja obat dewa itu, sang antibiotik, selalu ada dalam kantong plastik obatku.
 
Tak lama berselang putriku memang sembuh. Tapi sebulan kemudian ia sakit lagi. Batuk pilek putriku kali ini termasuk ringan, tapi hampir dua bulan sekali ia sakit. Dua bulan sekali memang lebih mendingan karena di Indonesia dulu, hampir tiap dua minggu ia sakit. Karena khawatir ada yang tak beres, lagi-lagi aku membawanya ke huisart.
 
"Dok anak ini koq sakit batuk pilek melulu ya, kenapa ya Dok."

Setelah mendengarkan dada putriku dengan stetoskop, melihat tonsilnya, dan lubang hidungnya,huisart-ku menjawab,"Nothing to worry. Just a viral infection."
 
Aduuuh Doook… apa nggak ada kata-kata lain selain viral infection seh! Lagilagi aku sebal.
 
"Tapi Dok, dia sering banget sakit, hampir tiap sebulan atau dua bulan Dok," aku ngeyel seperti biasa.
 
Dokter tua yang sebetulnya baik dan ramah itu tersenyum. "Do you know how many times normally children get sick every year?"
 
Aku terdiam. Tak tahu harus menjawab apa. "enam kali," jawabku asal.
 
"Twelve time in a year, researcher said," katanya sambil tersenyum lebar. "Sebetulnya kamu tak perlu ke dokter kalau penyakit anakmu tak terlalu berat," sambungnya.
 
Glek! Aku cuma bisa menelan ludah. Dijawab dengan data-data ilmiah seperti itu, kali ini aku pulang ke rumah dengan perasaan malu. Hmm…apa aku yang salah? Dimana salahnya? Ah sudahlah…barangkali si dokter benar, barangkali memang aku yang selama ini kurang belajar.
 
Setelah aku bisa beradaptasi dengan kehidupan di negara Belanda, aku mulai berinteraksi dengan internet. Suatu saat aku menemukan artikel milik Prof. Iwan Darmansjah, seorang ahli obat-obatan dari Fakultas Kedokteran UI. Bunyinya begini: "Batuk - pilek beserta demam yang terjadi sekali-kali dalam 6 - 12 bulan sebenarnya masih dinilai wajar. Tetapi observasi menunjukkan bahwa kunjungan ke dokter bisa terjadi setiap 2 - 3 minggu selama bertahun-tahun." Wah persis seperti yang dikatakan huisartku, batinku. Dan betul anak-anakku memang sering sekali sakit sewaktu di Indonesia dulu.
 
"Bila ini yang terjadi, maka ada dua kemungkinan kesalahkaprahan dalam penanganannya," Lanjut artikel itu. "Pertama, pengobatan yang diberikan selalu mengandung antibiotik. Padahal 95% serangan batuk pilek dengan atau tanpa demam disebabkan oleh virus, dan antibiotik tidak dapat membunuh virus. Di lain pihak, antibiotik malah membunuh kuman baik dalam tubuh, yang berfungsi menjaga keseimbangan dan menghindarkan kuman jahat menyerang tubuh. Ia juga mengurangi imunitas si anak, sehingga daya tahannya menurun. Akibatnya anak jatuh sakit setiap 2 - 3 minggu dan perlu berobat lagi.

 Lingkaran setan ini: sakit –> antibiotik-> imunitas menurun -> sakit lagi, akan membuat si anak diganggu panas-batuk-pilek sepanjang tahun, selama bertahun-tahun."
 
Hwaaaa! Rupanya ini lah yang selama ini terjadi pada anakku. Duuh…duuh..kemana saja aku selama ini sehingga tak menyadari kesalahan yang kubuat sendiri pada anak-anakku. Eh..sebetulnya..bukan salahku dong. Aku kan sudah membawa mereka ke dokter

spesialis anak. Sekali lagi, mereka itu dosenku lho! Masa sih aku tak percaya kepada mereka. Dan rupanya, setelah di Belanda 'dipaksa' tak lagi pernah mendapat antibiotik untuk penyakit khas anak-anak sehari-hari, sekarang kondisi anak-anakku jauh lebih baik. Disini, mereka jadi jarang sakit, hanya diawal-awal kedatangan saja mereka sakit.
 
Kemudian, aku membaca lagi artikel-artikel lain milik prof Iwan Darmansjah. Dan di suatu titik, aku tercenung mengingat kata-kata 'pengobatan rasional'. Lho…bukankah dulu aku juga pernah mendapatkan kuliah tentang apa itu pengobatan rasional. Hey! Lalu kemana perginya ingatan itu? Jadi, apa yang selama ini kulakukan, tidak meneliti baik-baik obat yang kuberikan pada anak-anakku, sedikit-sedikit memberi obat penurun panas, sedikit-sedikit memberi antibiotik, baru sehari atau dua hari anak mengalami sakit ringan seperti, batuk, pilek, demam, mencret, aku sudah panik dan segera membawa anak ke dokter, serta sedikit-sedikit memberi vitamin. Rupanya adalah tindakan yang sama sekali tidak rasional! Hmm... kalau begitu, sistem kesehatan di Belanda adalah sebuah contoh sistem yang menerapkan betul apa itu pengobatan rasional.



Belakangan aku pun baru mengetahui bahwa ibuprofen memang lebih efektif menurunkan demam pada anak, sehingga di banyak negara termasuk Amerika Serikat, ibuprofen dipakai secara luas untuk anakanak. Tetapi karena resiko efek sampingnya lebih besar, Belgia dan Belanda menetapkan kebijakan lain. Walaupun obat ibuprofen juga tersedia di apotek dan boleh digunakan untuk usia anak diatas 6 bulan, namun di kedua negara ini, parasetamol tetap dinyatakan sebagai obat pilihan pertama pada anak yang mengalami demam. "Duh, untung ya Yah aku nggak bilang ke huisart kita kalo aku ini di Indonesia adalah seorang dokter. Kalo iya malu-maluin banget nggak sih, ketauan begonya hehe," kataku pada suamiku.
 
Jadi, bagaimana dengan para orangtua di Indonesia? Aku tak ingin berbicara terlalu jauh soal mereka-mereka yang tinggal di desa atau orang-orang yang terpinggirkan, ceritanya bisa lain. Karena kekurangan dan ketidakmampuan, untuk kasus penyakit anak sehari-hari, orang-orang desa itu malah relatif 'terlindungi' dari paparan obat-obatan yang tak perlu. Sementara kita yang tinggal di kota besar, yang cukup berduit, sudah melek sekolah, internet dan pengetahuan, malah kebanyakan selalu dokter-minded dan gampang dijadikan sasaran oleh perusahaan obat dan media. Batuk pilek sedikit ke dokter, demam sedikit ke dokter, mencret sedikit ke dokter. Kalau pergi ke dokter lalu tak diberi obat, biasanya kita malah ngomel-ngomel, 'memaksa' agar si dokter memberikan obat. Iklan-iklan obat pun bertebaran di media, bahkan tak jarang dokter-dokter 'menjual' obat tertentu melalui media. Padahal mestinya dokter dilarang mengiklankan suatu produk obat.

  Dan bagaimana pula dengan teman-teman sejawatku dan dosen-dosenku yang kerap memberikan antibiotik dan obat-obatan yang tidak perlu pada pasien batuk, pilek, demam, mencret? Malah aku sendiri dulu pun melakukannya karena nyontek senior. Apakah manfaatnya lebih besar dibandingkan resikonya? Tentu saja tidak. Biaya pengobatan membengkak, anak malah gampang sakit dan terpapar obat yang tak perlu. Belum lagi bahaya besar jelas mengancam seluruh umat manusia: superbug, resitensi antibiotik! Tapi mengapa semua itu terjadi?

 Duuh Tuhan, aku tahu sesungguhnya Engkau tak menyukai sesuatu yang sia-sia dan tak ada manfaatnya. Namun selama ini aku telah alpa. Sebagai orangtua, bahkan aku sendiri yang mengaku lulusan fakultas kedokteran ini, telah terlena dan tak menyadari semuanya. Aku tak akan eling kalau aku tidak menyaksikan sendiri dan tidak tinggal di negeri kompeni ini. Apalagi dengan masyarakat awam, para orangtua baru yang memiliki anak-anak kecil itu. Jadi bagaimana mengurai keruwetan ini seharusnya? Uh! Memikirkannya aku seperti terperosok ke lubang raksasa hitam. Aku tak tahu, sungguh!
 
Tapi yang pasti kini aku sadar…telah terjadi kesalahan paradigma pada kebanyakan kita di Indonesia dalam menghadapi anak sakit. Disini aku sering pulang dari dokter tanpa membawa obat. Aku ke dokter biasanya 'hanya' untuk konsultasi, memastikan diagnosa penyakit anakku dan penanganan terbaiknya, serta meyakinkan diriku bahwa anakku baik-baik saja. Tapi di Indonesia, bukankah paradigma yang masih kerap dipegang adalah ke dokter = dapat obat? Sehingga tak jarang dokter malah tidak bisa bertindak rasional karena tuntutan pasien. Aku juga sadar sistem kesehatan di Indonesia memang masih ruwet. Kebijakan obat nasional belum berpihak pada rakyat. Perusahaan obat bebas beraksi‘ tanpa ada peraturan dan hukum yang tegas dari pemerintah. Dokter pun bebas meresepkan obat apa saja tanpa ngeri mendapat sangsi. Intinya, sistem kesehatan yang ada di Indonesia saat ini membuat dokter menjadi sulit untuk bersikap rasional.
 
Lalu dimana ujung pangkal salahnya? Ah rasanya percuma mencari-cari ujung pangkal salahnya. Menunjuk siapa yang salah pun tak ada gunanya. Tapi kondisi tersebut jelas tak bisa dibiarkan. Siapa yang harus memulai perubahan? Pemerintah, dokter, petugas kesehatan, perusahaan obat, tentu semua harus berubah. Namun, dalam kondisi seperti ini, mengharapkan perubahan kebijakan pemerintah dalam waktu dekat sungguh seperti pungguk merindukan bulan. Yang pasti, sebagai pasien kita pun tak bisa tinggal diam. Siapa bilang pasien tak punya kekuatan untuk merubah sistem kesehatan? Setidaknya, bila pasien 'bergerak', masalah kesehatan di Indonesia, utamanya kejadian pemakaian obat yang tidak rasional dan kesalahan medis tentu bisa diturunkan.

Rayhan mogok makan lagi

Hari selasa kemarin adalah libur Spring Equinox. Libur tanda pergantian musim dingin ke musim semi. Rayhan sarapan pagi dengan ogah2an. Siangnya bunda ajak ke lab sebentar sambil ngider anter bento hari itu. Pas di mobil Rayhan nangis gak ketulungan. gak tau kenapa. Dikasih nenen gak mau. Akhirnya pulang lagi dan ditenangkan dengan ayahnya sambil diajak main. Setelah lumayan capek, bunda ajak bobok sambil nyusu. Tetep nangis kejer. Hiks bunda bingung, sedih ga tau mesti gimana. Akhirnya pintu kamar ditutup dan ayah menghilang dari pandangan. Sambil bunda peluk untuk minum. Akhirnya Rayhan luluh dan mau nyusu kemudian tidur. Sesekali bangun dan nyusu lagi. Tapi alhamdulillah bisa tidur tanpa makan siang. Jam 4 sore Rayhan bangun. Bunda pikir kalo cuma makan di rumah mungkin Rayhan bosen. Akhirnya ayah dan bunda ajak ke sushiro untuk makan. Disana duduk di baby chair dan coba didulang. Yokatta, Rayhan mau makan sampai suapan terakhir. Dan ditambah alpukat di ebi avocado-nya sushi.
Habis itu belanja2 deh sambil nyari nebula dan susu Rayhan. Sampai rumah Rayhan tertidur dan sempat maen bentar. Sampai akhirnya tertidur dengan nyenyaknya. Bunda juga ikut tidur sampai lupa menu katering besok. Rayhan...Rayhan...buat bunda khawatir aja. Sampai bb bunda dah turun sekilo dari seminggu lalu.


Monday, March 19, 2012

Presto Ikan Aji

Berawal dari buat pepes ikan aji minggu lalu. Ternyata malah banyak durinya (menurut ayah). Karena selama ini ikan ini kubuat goreng dan dibalado. Diprotes ayah gak doyan karena banyak duri, padahal masih ada 4 bungkus tuh. Padahal bunda doyan2 aja tuh. Malah nyeni makan sambil nyariin duri hi hi... Daripada ayah ga bisa makan akhirnya pepes ikan ini bunda presto. Karena gak punya panci presto ya pake slow cooker lah. Kasih bolongan kukusan. Kasih air, taruh ikan, setting high slow cooker-nya. Buat ini 2 hari 2 malam, tapi tetep dicek airnya. Ditambah kalo habis. Wah seisi rumah bau ikan. Habis buat ini, belum ada selera makan. Karena gak yakin juga durinya lunak atau gak.
Malam minggu skype-an sama ibu jogja. Diiming2i bandeng bakar. Hua...pengen...
Akhirnya presto ikannya dibuka dan dicicip, ternyata empuk. Semua bagian ikan bisa dimakan sampai kepala2nya juga. Oishii.... Ayah berinisiatif goreng pake telur kocok. Persis kalo goreng bandeng presto di Jogja. Ternyata lebih oishii.... Alhamdulillah ikannya habis, ayah juga bisa makan dan bunda juga seneng bisa menikmati 'bandeng' presto ala ayah. Jadi pengen buat ikan presto beneran nih. Nanti hunting ikan murah pas weekend dulu.
Ini dia penampakan 'presto' ala ayah.


Strawberry cake

Musim semi adalah musim strawberry. Kebetulan ke gyomu supa beli strawberry. Tadinya kepengen buat strawberry creamy cupcake yang pernah diposting di milis NCC juga. Ternyata pas sampe rumah ada satu bahan yang kelupaan. Ya udah searching2 internet. Kebetulan dah lama juga pengen buat juga strawberry shortcake. Cuma kalo dilihat dari resep kebanyakan susah dan bahan gak ada. Akhirnya cari resep yang simpel dan bahannya ada di rumah. Dengan sedikit modifikasi dari website ini, akhirnya jadi deh Strawberry shortcake ini.

Bahan:
3 telur
1/2 sdt ovalet (di resep gak ada)
90 gr gula pasir
80 gr terigu
20 gr maizena
20 gr butter dicairkan
vanilla bubuk secukupnya
2 sdm fresh cream (gak pake)

Pelengkap:
200 ml whipped cream cair (dikocok dan diberi 2 sdm gula pasir)
simple sirup
1 pak strawberry (ga ngukur beratnya)

Caranya:
Kocok telur, gula dan ovalet sampe mengembang (kira2 8-10 menit) dengan speed tinggi. Kemudian turunkan kecepatan ke low speed dan kocok selama 1-2 menit (katanya sih untuk menghilangkan gelembung udaranya).
Masukkan terigu dan aduk dengan spatula sampai rata. Masukkan mentega dan terakhir vanila.
Masukkan bahan ke loyam bulat diameter 18 cm dan oven dengan suhu 160 derajat selama 35 menit. Dinginkan cake dan belah jadi 2. Beri simple sirup pada kedua permukaan cake.
Oleskan whipped cream pada cake (agak tebal) dan beri irisan strawberry. Tutup dengan cake dan olesi whipped cream lagi dipermukaan. Hias sesuai selera.

Rasanya sih enak cuma kurang lembut. Tapi habis juga dibagi2 sama tetangga yang kebetulan maen.
Ayah langsung habis 3 potong cake. Gubrak deh....






Friday, March 16, 2012

Failed experiment

Hari ini nyoba CD dari dimer azide. Ternyata hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Tapi kata sensei mungkin itu cuma data pendukung jadi gpp disimpan aja.
Pas UV-Vis data monomer dengan liposomes juga ternyata terlalu tinggi konsentrasinya. Hiks..hiks..mau nangis dipojokan deh....
Mana dah ninggalin Rayhan di rumah sama ayah. Bunda miss you Rayhan....
Bunda akan pulang segera....tadaima..........

Rayhan, gohan o tabete

Setelah penolakan nasi tim selama seminggu ini. Akhirnya hari ini bunda coba kasih nasi ke Rayhan. Sengaja masak dibanyakin airnya. Gak keras ya gak lembek banget juga. Terus minta ayah untuk buat orak arik kuning telur. Bismillah...bunda coba dulang sambil nyanyi2. 
Suapan pertama OK...sampai selanjutnya mau habis nasi dan telur Rayhan tetep semangat makan. Walaupun disambi2 ngerjain yang lain. Rayhan duduk manis dikursinya sambil kunyah2 makannya. 
Alhamdulillah makan pagi ini tidak mengalami penolakan. Kuncinya sabar, senyum, dan tetep semangat. Halah....


Ini Rayhan duduk di kursi makan sambil pake seat belt-nya. Habis dipikir2 mau beli kursi makan sendiri rumah dah penuh barang. Akhirnya pake kursi yang ada. Cuma memang jadi gak ada mejanya. Gpp lah, kepepet ini. Habis rumahnya tipe RSS.

Thursday, March 15, 2012

Yokatta it's prove

Harusnya eksperimen ini dilakukan awal2 dulu ketika mulai eksperimen cyt c. Cuma karena merasa teorinya gak bakal ngikat ya tertunda terus dilaksanakan. Padahal dah 2 kali evaluasi sama supervisor selalu saja ditanyakan ada bukti eksperimen gak kalo cyanide ga ngikat monomer. Dan jawabannya emang ngeyel 'ga mungkin ngikat sensei lah wong stabil kok'. Cuma emang butuh pembuktiaan. Sampai akhirnya hari ini emang terbukti kalo monomer emang gak ngikat cyanide dengan kondisi yang sama dengan dimernya.
Ups..kelar satu tugas minggu ini. Besok masih ada 3 jenis eksperimen yang harus dilakukan. CD, UV-Vis dan nyiapin sampel buat Shimazu. Semoga hari jumat semuanya bisa kelar. Karena malam ini semua sampel dah siap, tinggal diramu esok hari. Seperti menu katering besok siap dimasak :D.

Wednesday, March 14, 2012

Paru goreng tepung


Lagi pengen sama paru goreng yang digoreng garing. Dulu pernah buat, Cuma lupa resepnya. Akhirnya ngubek2 mbah google. Ketemu satu resep yang kayaknya oke. Diambil dari website nova klik disini, tapi pas buat dimodifikasi dan disesuaikan dengan selera.
Bahan:
500 gr (aku pake 1 kg) paru sapi, direbus, dinginkan dan potong tipis.
125 gr tepung beras
50 gr sagu/katakuriko
175 santan (aku pake air)
1 butir telur

Bumbu:
Ketumbar
Bawang putih halus
Lada dan garam

Caranya:
Setelah paru dipotong tipis beri lada garam dan ketumbar. Diamkan di kulkas kira2 semalaman. Campur adonan tepung dan bumbu. Karena pas dicoba pertama adonan kayaknya terlalu kental, ditambahkan air sampai keliatan encer tapi tidak terlalu encer. Masukkan paru dan goreng dalam minyak banyak sampai matang. Hasilnya crispy banget dan enak.

Ini penampakannya dimakan pake sambel dan nasi hangat. Oishii so….


Tuesday, March 13, 2012

Cold in the early spring

Entah kenapa cuaca kembali mendingin setelah minggu lalu terasa hangat. Karena perubahan cuaca yang drastis, badan berasa gak enak. Flu melanda mulai dari ayah, Rayhan dan Bunda. Yang buat gak enak adalah harus kembali ke lab malam2 dalam cuaca dingin. Pengennya ngerungkel di dalam selimut tebal aja deh. Tapi apa daya harus kembali ke lab untuk menyelesaikan pekerjaan hari ini yang belum usai.
Alhamdulillah Rayhan juga minumnya sudah normal. Mau minum pake botol lagi sama ayahnya. Jadi kalo bunda tinggal ke lab rada malam Rayhan gak kehausan.
Malam ini lab gak begitu ramai. Hanya ada beberapa student yang lagi kecapekan habis job hunting hari ini.
Ups it's already midnight. My experiments finished today. It's time to go home...
Menembus dinginnya malam. Ganbatte....

Perlukah Membuka SMS di HP Pasangan Kita?

Diambil dari http://edukasi.kompasiana.com/2011/09/26/perlukah-membuka-sms-di-hp-pasangan-kita/

“Bang sms siapa ini bang / Bang pesannya pake sayang sayang…” Lirik lagu ini sangat familiar di telinga kita, menggambarkan banyaknya kejadian perselingkuhan lewat teknologi sms. Kenyataannya, teknologi komunikasi dan informasi telah membuat segalanya menjadi lebih mungkin dan lebih mudah, termasuk dalam menjalin hubungan dengan orang ketiga di dalam rumah tangga.
Handphone (HP) saat ini sudah menjadi barang publik. Anak-anak sekolah SD saja sudah memegang HP dan berkomunikasi dengannya. Selain persaingan harga HP yang cenderung semakin murah, ditambah dengan tawaran paket berbicara, sms, email, chatting yang juga semakin murah. Dampaknya, demikian mudah berkomunikasi dan demikian mudah pula terjadi interaksi dengan semua kalangan.
Tidak jarang, dari komunikasi lewat HP inilah bibit asmara berkembang menjadi perselingkuhan yang merusak kehidupan rumah tangga.
“Saya sangat kaget ketika tidak sengaja membaca isi sms di handphone suami saya. Astaghfirullah, isinya kalimat-kalimat mesra dengan seorang wanita. Betapa hancur hati saya”, kata Tina sambil menangis di depan seorang konsultan. Rupa-rupanya selama ini sang suami memiliki hubungan hati dengan seorang wanita, yang baru diketahui Tina tanpa sengaja.
Selama ini ia demikian mempercayai sang suami. Tidak pernah ia merasakan ada sesuatu yang berbeda darinya, maka Tina tidak pernah menyimpan perasaan curiga. Tina tidak pernah menengok isi HP suaminya, karena baginya tidak ada keperluan untuk melakukan tindakan seperti itu. Namun malam hari itu ada sesuatu perasaan yang menggerakkan hatinya. Tanda sms masuk ke HP suami terdengar beberapa kali. Tiba-tiba ia ingin melihat isi sms tersebut, padahal belum pernah hal itu dia lakukan selama ini.
Betapa terkejut hatinya membaca isi sms yang sangat mesra. Semakin penasaran, Tina melacak pesan-pesan sebelumnya, dan ternyata sangat banyak tersimpan di HP suami. Rupa-rupanya ada seorang wanita yang sangat istimewa sedang menjalin hubungan cinta dengan suaminya. Tentu saja, terbakarlah rasa cemburu Tina.
Tidak mungkin hubungan itu baru saja terjadi, pasti sudah cukup lama sehingga menimbulkan suasana yang sangat mesra di antara mereka berdua. Setelah melalui pertengkaran hebat dengan suami, akhirnya Tina mengetahui bahwa hubungan khusus dengan wanita itu sudah berjalan lebih dari setahun.
“Apakah ibu tidak melihat tanda-tanda sebelum ini ? Misalnya ibu merasa ada tingkahnya yang berbeda dari sebelumnya”, tanya konsultan.
“Saya memang sedikit menyimpan perasaan kekhawatiran, namun saya tidak menemukan bukti dan tanda yang tampak darinya selama ini”, jawab Tina.
Sungguh aneh, bahwa hubungan hati suami Tina dengan wanita itu sudah berjalan lebih dari satu tahun, namun tidak dirasakan gejalanya oleh Tina. Padahal mereka hidup bersama dalam satu rumah tangga, hampir setiap hari bertemu dan berkomunikasi sebagai suami isteri. Semua tampak biasa saja, seperti tidak ada gejala yang berbeda.
Sama seperti yang dialami oleh Ardi. Dadanya seperti mau meledak saat membaca isi pesan sms yang masuk ke HP isterinya. Selama ini ia tidak pernah membuka –dan tidak tertarik– untuk mengetahui isi sms yang ada di HP sang isteri. Namun malam itu ia iseng membuka-buka isi HP isteri tercinta, dan betapa kaget membaca banyak pesan sms yang sangat mesra dari seorang lelaki.
Ardi bertambah penasaran malam itu. Saat isterinya sedang tertidur pulas, ia bongkar semua isi pesan singkat dan pesan gambar yang tersimpan di HP sang isteri. Mendidih rasanya darah Ardi, dadanya berdegub dengan kencang membaca pesan-pesan yang masih tersimpan di HP tersebut. Jelas sekali isterinya tengah menjalin perselingkuhan dengan seorang lelaki yang telah beristeri.
Bertambah kaget lagi Ardi, saat mengetahui bahwa lelaki yang berselingkuh dengan isterinya itu adalah teman dekat Ardi sendiri. Tidak pernah menyangka selama ini, hubungan yang sudah sedemikian dekat dan baik dengan teman tersebut dikhianati. Tega sekali teman dekat ini berselingkuh dengan isterinya, sesuatu yang tidak masuk di akal Ardi sama sekali.
Mengambil pelajaran dari kisah sedih Tina dan Ardi di atas, ada pertanyaan yang menggelitik, “Perlukah membuka sms yang masuk ke HP pasangan kita ?”
Pertanyaan ini pernah saya lontarkan dalam sebuah kelompok diskusi kecil, terdiri dari delapan orang suami. Jawaban mereka sangat beragam. Ada yang berpendapat, tidak perlu. “Isi sms adalah hak privasi kita, maka pasangan kita tidak perlu membuka dan mengetahui apa saja isi sms yang ada di HP kita. Yang penting harus saling percaya”, jawab seorang suami.
Ada yang berpendapat, perlu tapi sesekali waktu saja. “Ini untuk saling menjaga dan mengingatkan antara suami isteri, agar tidak ada rahasia di antara kita”, kata seorang suami.
Ada pula yang berpendapat, sesuai kesepakatan antara suami dan isteri tersebut. “Kalau suami dan isteri sepakat untuk saling melihat isi sms, maka berarti HP kita harus bisa diakses dengan mudah oleh pasangan kita. Kalau bersepakat untuk tidak saling melihat isi sms, harus saling percaya dan tidak saling curiga”, jawab yang lain lagi.
Saya sendiri merasa tidak perlu menyeragamkan jawaban atas pertanyaan tersebut. Karena “membuka isi sms di HP pasangan kita”, itu sesuatu yang sangat teknis. Yang sangat diperlukan oleh suami isteri adalah suasana saling menjaga, saling menasihati, saling memperhatikan, saling memahami, saling terbuka, saling mempercayai, dan saling menguatkan dalam kebaikan. Keseluruhannya dilakukan karena dorongan cinta dan kasih sayang kepada pasangan.
Terserah kita, apakah mau melihat isi sms di HP pasangan kita atau tidak. Karena ini terlalu teknis. Namun yang terpenting, jangan cuek terhadap kondisi pasangan, jangan saling membiarkan, jangan saling mengkhianati, jangan saling menutup diri, jangan saling menjauhi, jangan saling membenci.
Jadikan hubungan dengan pasangan menjadi sesuatu yang paling indah dan paling berharga dalam kehidupan anda.
nDalem Mertosanan, 26 September 2011
(Nita dan Ardi, hanya nama rekaan saya. Bukan nama sebenarnya)

Rayhan lagi ga doyan makan


Udah beberapa hari ini Rayhan lagi ga semangat makan di rumah. Selalu saja tidak pernah habis. Apalagi sarapan, GTM deh dia. Tapi kalo dikasih roti mau buka mulut dan dikunyah2. Selain itu bubur, jus, ditolak mentah2. Akhirnya tiap pagi kalo ga mau makan dikasih roti tawar aja. Padahal bunda dah masakin buat Rayhan tiap pagi menu baru.

Kayaknya bunda harus cari alternatif menu biar Rayhan doyan makan lagi. Tapi anehnya kalo makan di hoikuen atau ada orang lain dia makannya banyak, habis plus sebotol susu pula. Rayhan Rayhan kamu lagi GTM sama Bunda ya….

Monday, March 12, 2012

Blackforest


Hari sabtu lalu punya janji dengan Bu Ade untuk ngajarin buat kue. Pengennya yang gampang dulu dan bahannya juga ga mahal. Akhirnya buat blackforest. Sebenernya mau buat minggu, tapi ternyata ayahnya harus jaga open kampus seharian. Jadi ga bisa kemana2, ga bisa ngelab juga. Ya udah hari sabtu aja deh bikin kuenya.
Entah kenapa pas ngocok whipped creamnya gak kaku2. He he dasar ga sabar kali ya. Akhirnya creamnya gak kaku2 banget deh jadinya. Harusnya untuk untuk satu BF ukuran 18 cm ini butuh 2 kotak whipped cream biar bisa untuk menghias juga. Cuma karena ga sempat belanja akhirnya satu kotak aja. Gak punya stok coklat batangannya juga. Cuma punya coklat meiji kecil2 sama 1 kaleng jeruk.
Wah Naima seneng banget kuenya dah jadi, colek2 nyicip whipped creamnya. Semoga Bu Ade dan Naima doyan sama kuenya.



Ini resepnya
Bahan:
4 telur
100 gr gula pasir
50 gr mentega
30 gr coklat bubuk
20 gr maizena
50 gr terigu
7 gr ovalet

Simple sirup:
50 gr gula pasir
50 ml air
Campur dan rebus sampai gula larut, dinginkan.

Penghias:
Jeruk kaleng
200 ml Whipped cream cair

Caranya: Kocok gula, ovalet dan telur sampai mengembang. Masukkan ayakan tepung dan coklat. Masukkan mentega dan aduk rata. Masukkan ke loyang bulat 18 cm. Oven selama 30 menit di suhu 160 derajat. Setelah dingin belah jadi 3 bagian. Siram dengan simple sirup. Olesi dengan cream dan beri potongan jeruk. Tutup dengan lapisan berikutnya. Lakukan sampai lapisan ketiga. Olesi semua permukaan dengan cream. Dan hias sesuai selera.

Friday, March 9, 2012

Antara Dia dan Kita

Diambil dari salah satu web http://www.islamedia.web.id/2012/02/antara-dia-dan-kita.html
Lelaki renta itu,
dengan kehalusan hatinya ingin ber-Islam
menjadi sebab turunnya ayat.
‘Abasa watawalla', Rasul pun ditegur Allah karenanya.
seorang miskin lagi buta,
bukan berarti tak lebih utama
dari para pemuka negara
Lelaki renta itu,
pernah minta keringanan
untuk tidak ikut sholat berjamaah di masjid
karena dia buta
karena dia sebatang kara
karena masjid jauh sekali dari rumahnya
tapi tanya Rasul, “Apakah engkau masih mendengar adzan?”
saat dijawabnya masih, maka kata Rasul, “Kalau begitu, berangkatlah”
lalu, tunduk patuh ia pada perintah
sekali pun tak pernah ia sanggah
tiap sholat lima waktu sholat berjamaah
meski fajar masih pekat
dan jarak masjid tak dekat,
ia meraba-raba  dalam gelap
hingga suatu saat, kakinya tersandung bongkahan batu
badannya terjerembab jatuh,
mukanya tersungkur di runcingnya batu
berdarah-darah…
setelahnya,
selalu datang seorang lelaki
menuntunnya dengan ramah
pergi dan pulang sholat berjamaah
setiap hari, setiap lima waktu
hingga suatu saat
lelaki tua ingin sekali tahu
siapa gerangan lelaki penolongnya itu
karena ingin ia doakan
atas kebajikannya selama ini
tapi kata lelaki muda
“Jangan sekali-kali kau doakan aku
dan jangan sekali-kali kau ingin tahu namaku
karena aku adalah iblis”
sontak lelaki renta itu terkejut,
“Bagaimana mungkin engkau menuntunku ke masjid,
sedangkan dirimu menghalangi manusia untuk mengerjakan sholat?”
Iblis menjawab,
“Ingatkah dulu saat kau hendak sholat subuh berjamaah,
kau tersandung batu, lalu bongkahannya melukai wajahmu?
Pada saat itu aku mendengar ucapan Malaikat,
bahwa Allah telah mengampuni setengah dosamu.
Aku takut kalau engkau tersandung lagi,
lalu Allah menghapuskan setengah dosamu yang lain.
Maka aku selalu menuntunmu ke masjid
dan mengantarkanmu pulang.”
Lalu, saat tubuh itu merenta
makin menua dimakan usia
datang seruan perang Qaddisiyah
Sang khalifah Umar mengumpulkan segenap lelaki
dari seluruh penjuru negri
terselip ia, berbaris bersama
ingin sekali ikut berperang di medan laga
demi cita-cita mulia
Khalifah Umar melarangnya
bagaimana seorang buta lagi renta, akan ikut berperang?
bagaimana jika dia langsung celaka terkena tombak?
atau justru mencelakai temannya karena tak mampu mengenali sesiapa?
Tapi, lelaki tua itu bersikukuh,
“Tempatkan aku di  antara dua pasukan yang berperang
Aku akan membawa panji kemenangan
Aku akan memegangnya erat-erat untuk kalian.
Aku buta, karena itu aku pasti tak akan lari”
Khalifah, tak lagi mampu menghalangi
Lalu semuanya, berangkatlah
lekaki tua itu ingin menepati janjinya
dengan baju besi yang dikenakannya
dan bendera besar yang dibawanya
dia berjanji akan mengibarkannya senantiasa,
atau mati terkapar di sampingnya
lewat pertempuran Qaddisiyah
Persia yang congak pun kalah
tapi kemengangan itu tak murah
dibayar dengan nyawa ratusan syuhada
terselip di antara mereka
jenazah lelaki tua
terkapar berlumuran darah
sambil memeluk erat sebuah bendera
sungguh, dia telah menepati janjinya
wahai lelaki mulia,
sesak dadaku membaca kisah hidupmu
menyungai sudut mataku mengenangmu
engkau buta, sebatangkara dan renta
tapi itu tak membuatmu pasrah dan diam
meski udzur telah membolehkanmu.
untuk tak kemana-mana, di rumah saja
Lalu, bagaimana dengan diriku ini?
aku masih muda,
aku bukan fuqara
aku tak buta
jua tak sebatangkara
tapi kenapa,
sering sekali ada alasan mendera
untuk tak bersegera?
Lelaki sepertimu,
dengan segala keterbatasan
terus mencari-cari alasan
agar mampu mengambil peran
sedang aku, kita
dengan segala kemudahan
sering mencari-cari alasan
agar boleh tak ikut berperan
Lalu, dengan apa
akan kita buktikan
bahwa kita ini Islam?


~Belajar darinya, Abdullah bin Ummi Maktum

22 Pebruari 2012

Muktia Farid

Thursday, March 8, 2012

Orderan snack Indonesia

Hari rabu kemarin, Ana mau presentasi tentang Indonesia di kelas 1 SD Shikanodai. Dia minta tolong buatin snack Indonesia. Tentu saja diganti biaya masaknya. Mikir2 apa ya yang enak, praktis dan pas dengan perut anak2 SD itu. Secara buat orang Jepang tuh mesti hati2 juga bahannya. Dan banyak pula. Akhirnya setelah tanya2 dan mencoba membuat dengan estimasi waktu, diputuskan buat dadar gulung hijau isinya vla. Tadinya mau vla putih biasa, tapi kok ya ndilalah pas buat percobaan dargul-nya kehabisan gula pasir. Yang ada gula ueno itu, kayak palm sugar gt deh. Akhirnya mix antara gula pasir dan gula ueno. Ternyata hasilnya enak.

Pengennya buat H-1 alias malamnya. Setelah dipikir2 kayaknya pagi aja deh, apalagi bahannya ada santannya. Resiko kalo pake nginep. Ya udah dimulai jam 3 pagi mulai buat vla dan kulitnya. Disambi nyusuin Rayhan tentunya. Alhamdulillah ternyata bisa kelar juga tuh 130 biji dadar gulung. Disambi masak untuk katering hari itu juga. Wah antara kulit dadar, bakwan dan orak arik. Alhamdulillah Rayhan pagi itu nyenyak juga tidurnya. Biasanya jam 6 bangun minta nyusu, ini jam setengah 8 baru bangun. Jadi masakan dah siap dan kulit dadar sudah selesai. Tinggal tahap finishing. Akhirnya minta tolong Ana untuk bungkusin plastik biar tambah cantik dan anak2 mau makan.

Tuesday, March 6, 2012

Ketupat lontong sayur


Ditengah deadline report lab, disempet2in masak lontong sekaligus sebagai menu katering hari ini.
Pengennya ditemani sama sayur nangka, tapi berhubung yang dititipi nangka malahan lupa pesan online, akhirnya diganti sama rebung atau kalo disini disebut takenoko. Untuk buat lontongnya pake versi alfo yang berasnya dimasak dulu. Untuk sayurnya sengaja ditambah
ayam dan telur puyuh biar praktis masaknya jadi satu.

Resep lontong:
Beras dimasak biasa pake rice cooker. Airnya sedikit ditambah. Kira2
5-10 menit sebelum matang (waktu masak rice cooker 45 menit) diangkat
dan nasi langsung dibungkus. Karena dsini daun pisang mahal dan ukuran
daun susah dibuat lontong, maka lapisan dalam daun luarnya pake alfo
untuk mengencangkan. Bungkus nasi sambil dipadatkan. Beri lubang tiap
1.5-2 cm dengan tusukan sate. Rebus dalam slow cooker kurang lebih 4-5
jam. Cuma karena lupa ditinggal ngelab, jadi rebusnya hampir 10 jam,
airnya tinggal setengah :D.

Resep Lontong sayur

Pelengkap: sambal dan kerupuk

Bahan:
1 kg  takenoko/rebung
15 sayap ayam
1 kaleng telur puyuh (50 buah)
2.5 kaleng santan (@400 ml)
2 sdt cabe bubuk (pake cabe bubuk kimchi)
2 sdt garam (sesuai selera)
2 sdm gula putih
Lada secukupnya

Bumbu halus:
1 bawang bombay kecil
10 siung bawang putih
10 buah cabe keriting
2 kemiri

Caranya:
Tumis bumbu sampai harum, masukkan ayam. Tumis sebentar sampai ayam
berubah warna. Masukkan santan dan rebung. Tambahkan air jika terlalu
kental (saya tambah kira2 200 ml). Masukkan gula, garam, lada. Masukan
telur puyuh. Terakhir masukkan cabe bubuk. Aduk sampai matang.
Hidangkan dengan pelengkapnya.

Monday, March 5, 2012

Perasaan yang susah digambarkan

Dah beberapa hari ini kayaknya badan berasa gak enak. Nafsu makan jauh berkurang. Kalopun makan gak bisa banyak. Beberapa suap dah rasanya mual gak enak. Ditambah hari ini revisi sama guru besar membuat badan makin gak enak. He he sindrom mahasiswa ya gini nih kalo dah masuk revisi2.
Hmm...rasanya pengen naruh di kepala yang berat banget dari tadi ngubek2 igor dan ganti karakter font. Hanya bisa berharap hari ini berakhir indah. Atama ga itai....
Namun harus selalu optimis di balik kesukaran ada kemudahan. Jadi inget pesan pengajian kemarin. Jika kamu merasa bahwa saat itu sedang menghadapai kesulitan yang paling sulit sekalipun, carilah orang lain yang mungkin kesulitannya jauh lebih besar dibandingkan dirimu. Eee...masih banyak yang lebih susah dari kita deshou?? Iya ga, iya gak....